Puskesmas Menolak Nenek berusia 60 tahun Hanya Karena Bau | Tembak Ikan | Tembak Ikan Online
[ 23-02-2018 ]

Puskesmas Menolak Nenek berusia 60 tahun Hanya Karena Bau | Tembak Ikan | Tembak Ikan Online


Tembak Ikan Online - Sangat parah pelayanan puskesmas di labuan pandeglang. Pelayanan kesehatan yang berkeadilan bagi semua masyarakat sepertinya masih menjadi mimpi di Bumi salah satunya di padeglang.  Pasalnya pada hari selasa kemarin, Pusat Kesehatan Masyrakat atau yang di sebut (Puskesmas) di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten hendak menolak pasien bernama Rohamah yang berusia 60 tahun, yang menderita pembusukan dubur.

Peristiwa Tragis sekaligus memilukan ini  harus dialami oleh Rohamah  yang berumur 60 tahun, warga Kampung Pangulon, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Pandeglang.

Berdasarkan informasi yang berhasil di dapat pihak Puskesmas Labuan menolak pasien miskin ini dengan alasan pasien mengeluarkan bau tidak sedap. Rohamah juga tidak memiliki kartu jaminan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dikutip dari Tembak Ikan.

Nasib yang dialami Rohamah rupanya tidak sampai disitu saja, Pihak puskesmas juga menolak meminjamkan mobil ambulannya yang hendak digunakan untuk membawanya ke RSUD Berkah yang ada di Pandeglang.

Seorang relawan kemanusian Toyibah mengatakan bahwa selain menolak pasien,  Puskesmas Labuan juga menolak untuk mengantarkan Rohamah ke RSUD Berkah Pandeglang menggunakan mobil ambulans dengan alasan RSUD Berkah Pandeglang tidak akan menerima pasien tersebut karena ruang perawatan sudah penuh.

“Tidak di pinjami ambulan pula. Bahkan petugas medis itu juga mengatakan bahwa pasien tidak akan di terima di RSUD Berkah Pandeglang karena penuh,”terangnya.

Ketika  dikonfirmasi tim Tembak Ikan Online ,  petugas Puskesmas Labuan yang menolak meminjamkan mobil ambulan malah menyangkal pernyataan tersebut. Ia pura-pura menjelaskan penolakan menggunakan  ambulans karena pihaknya terhalang dengan aturan yang hanya mengizinkan pemakaian ambulans di wilayah Pandeglang saja. Terlebih, kala itu menurutnya kondisi UGD RSUD Berkah tidak memiliki ruang kosong.

Meski telah mendapatkan penolakan di Puskesmas Labuan, Toyibah tidak kehabisan akal untuk memperjuangkan pasien yang di bawanya. Toyibah kemudian membawa pasien dengan menggunakan mobil angkot.

Sesampai di RSUD Berkah Pandeglang, pasien langsung di terima dengan baik di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

“ Saya di RSUD Berkah Langsung di terima. Setelah itu saya langsung mengurus Surat Keterangan Tidak Mampuh (SKTM)  karena pasien tidak tercover BPJS,” tuturnya kepada Tembak Ikan.

Direktur Utama RSUD Berkah Pandeglang yakni Firmansyah menjelaskan bahwa saat ini pasien atas nama Rohamah, tengah mendapatkan perawatan intensif di ruang instalasi Bedah Central untuk dilakukan pemeriksaan secara mendalam mengenai penyakit yang dideritanya.

Firmansyah menjelaskan bahwa untuk biaya perawatan selama di RSUD Berkah Pandeglang, Pasien  saat ini menggunakan SKTM. Namun demikian saat ini pengurusan SKTM masih terkendala dengan dua dokumen penting sebagai pra syarat keluarnya surat keterangan Tidak Mampu. Selain dibutuhkan surat rujukan dari Puskesmas Labuan,  juga diperlukan surat Keterangan tidak mampu dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan atau TKSK setempat.

“Pasien saat ini tengah mendapat perawatan di Instalasi bedah central RSUD Berkah Pandeglang.Untuk biaya pasien saat ini akan menggunakan SKTM, tapi  masih terkendala dengan dokumen surat rujukan dari Puskesmas Labuan dan Surat Keterangan tidak mampu dari TKSK,” ujar Dirut RSUD Berkah Pandeglang, saat ditemui oleh media Tembak Ikan Online.

Menurut penjelasan Firman,  dari hasil pemeriksaan tim medis RSUD Berkah Pandeglang, pasien Rohmah didiagnosa menderita “Decubitus” atau luka dibagian bokong yang diakibatkan oleh posisi yang tidak berubah yang menimbulkan luka karena dari riwayat pasien ia sudah hampir 4 bulan mengalami lumpuh .

Saat ini Rohmah juga  membutuhkan golongan darah (O), karena HB pasien mengalami penurunan.  Sementara  stok darah  untuk golongan  tersebut  sudah mulai menipis.

Rohamah juga diperkirakan akan berhutang karena pasien pengguna SKTM hanya mengcover biaya perawatan sampai Rp 5 Juta. Sementara biaya yang di butuhkan sampai penyembuhan diperkirakan lebih dari jumlah tersebut. Rohamah menjadi potret  warga miskin yang  sulit memperoleh layanan dan fasilitas kesehatan dari pemerintah. Sebelum ditemukan relawan, Rohamah hanya terbaring di rumahnya. Semoga pemerintah bisa lebih tegas membantu warga miskin, demikian Artikel ini kami kutip dari Tembak Ikan Online.