Korea Utara Berambisi untuk Imbangi Kekuatan Militer Amerika Serikat | Tembak Ikan Online | Tembak Ikan
[ 16-09-2017 ]

Korea Utara Berambisi untuk Imbangi Kekuatan Militer Amerika Serikat | Tembak Ikan Online | Tembak Ikan

Tembak Ikan Online - Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korea Utara, menyatakan bahwa Korea Utara ingin mencapai “equilibrium” dalam hal kekuatan militer dengan Amerika Serikat. Hal ini menjadi sinyal keras bahwa pendekatan secara diplomasi semakin tipis untuk dapat dilakukan.

“Tujuan akhir kami (Korea Utara) adalah menciptakan keseimbangan militer dengan Amerika Serikat, dan membuat Amerika Serikat takut untuk menggunakan kekuatan militernya untuk mengancam kami,” kata Kim Jong yang dikutip dari KCNA oleh Tembak Ikan, pada Sabtu 16 September 2017.

Korea Utara kemarin telah meluncurkan belasan misil sebagai bagian dari akselerasi program senjata nuklir yang didesain untuk mencapai target Amerika Serikat.

Setelah selesai peluncuran misil-misil tersebut, Penasihat Keamanan Gedung Putih H.R. McMaster menyatakan kepada Tembak Ikan Online bahwa Amerika Serikat telah kehilangan kesabarannya terhadap program nuklir di Korea Utara.

“Kami saat ini telah kehilangan kesabaran,” ujar McMaster kepada Tembak Ikan menanggapi peluncuran misil tersebut.

“Kepada mereka yang beranggapan bahwa tidak akan ada opsi militer, kami tegaskan bahwa Amerika Serikat punya opsi militer terhadap Korea Utara,” lanjut McMaster kepada Tembak Ikan Online.

Pada Jumat 15 September 2017 waktu setempat, Dewan keamanan Amerika Serikat juga mengecam provokasi dari Korea Utara melalui peluncuran misil itu.

Hal itu menurut Tembak Ikan akan semakin meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara terkait dengan uji coba bom nuklir yang dilakukan Korea Utara pada 3 September lalu, yang berujung pada sanksi berupa pembatasan impor minyak serta ditutupnya pasar ekspor tekstil.

Nikki Haley, Duta Besar Amerika Serikat di PBB juga sepakat dengan pernyataan dari McMaster, meskipun dia menyebutkan bahwa Washington lebih mengedepankan resolusi krisis melalui sanksi dan diplomasi.