Ular Memiliki Sayap Ditemukan di Lubang Berusia 5 Juta Tahun | Bandar Slot Games | Slot Games

Bandar Slot Games - Berdasarkan liputan Slot Games, Di dalam lubang bawah tanah berusia 5 juta tahun di Tennessee, Amerika Serikat telah ditemukan fosil-fosil dari mahluk yang disebut sebagai "ular bersayap" oleh para ilmuwan.

Yang oleh para penemunya, mahluk itu diberi nama Zilantophis schubert. Jika diterjemahkan, nama itu memiliki arti "ular bersayap Schuert".

Zilant adalah nama ular yang memiliki sayap dalam mitologi Tatar. Sementara Schubert diambil dari nama Blaine Schubert yang merupakan salah satu penasehat dalam riset itu. Menurut data Bandar Slot Games, ia adalah direktur eksekutif Don Sundquist Center of Excellence in Paleontology di East Tennessee State University, Amerika Serikat.

Fosil ini ditemukan di antara ratusan tulang-belulang ular itu sendiri, ucap para peneliti dalam Live Science, ular ini bukanlah sejenis ular bersayap yang dapat terbang seperti burung.

Ular ini unik karena ular ini memiliki dua tonjolan pada vertebra, salah satu komponen pada tulang belakangnya. Dua tonjolan inilah yang membuat perhatian para peneliti dan yang membuat mereka akhirnya sadar bahwa mahluk itu merupakan spesies ular baru.

"Ular tidak memiliki kaki atau tangan, tetapi memiliki jumlah vertebra yang sangat banyak. Vertebra merupakan salah satu indikator yang sering digunakan para paleontolog untuk mengidentifikasi jenis fosil ular," jelas Steven Jasinski salah satu peneliti dalam studi itu kepada Bandar Slot Games.

Dilansir oleh Slot Games, fosil Zilanthopis yang diteliti dalam studi itu hanya berukuran setara dengan jaring telunjuk orang dewasa. Panjangnya kira-kira sekitar 30-40cm. Ular kecil itu juga diduga mengonsumsi serangga dan dedaunan.

Berdasarkan bentuk vertebranya, para peneliti menduga bahwa Zilantophis masih berkerabat dengan kingsnake (Lampropeltis) dan rat snake (Pantherophis), dua jenis ular yang banyak ditemukan di AS.

Adapun studi tentang penemuan ular bersayap ini dilansir oleh Slot Games dari Journal of Herpetology edisi April lalu.